Memegang Tongkat oleh Khatib Jumat
Dalam masalah ini
ada beberapa riwayat yang menceritakannya, di antaranya:
Dari Hakam bin Hazn
Radhiyallahu ‘Anhu, katanya:
شَهِدْنَا
فِيهَا الْجُمُعَةَ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
فَقَامَ مُتَوَكِّئًا عَلَى عَصًا أَوْ قَوْسٍ فَحَمِدَ اللَّهَ وَأَثْنَى
عَلَيْهِ كَلِمَاتٍ خَفِيفَاتٍ طَيِّبَاتٍ مُبَارَكَاتٍ
Kami melihat
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pada hari Jumat, Beliau berdiri
(khutbah) memegang tongkat atau busur panah, lalu dia memuji Allah dengan
berbagai kalimat yang ringan, baik, dan penuh berkah ...
(HR. Abu Daud
No. 1096, Al Baihaqi dalam As Sunan Ash Shaghir No. 484, juga Ma’rifatus Sunan
wal Aatsar No. 1761)
Driwayatkan oleh
Imam Abu Daud, dari sahabat Al Bara bin ‘Azib Radhiallahu ‘Anhu,
katanya:
كان إذا خطب يعتمد على عنزة له
Adalah
nabi SAW berkhutbah, Beliau berpegangan dengan tombaknya. (Subulus Salam,
2/59)
dalam
Sunan Abi Daud ada hadits seperti ini.
حَدَّثَنَا
الْحَسَنُ بْنُ عَلِيٍّ حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ أَخْبَرَنَا ابْنُ
عُيَيْنَةَ عَنْ أَبِي جَنَابٍ عَنْ يَزِيدَ بْنِ الْبَرَاءِ عَنْ أَبِيهِ أَنَّ النَّبِيَّ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نُووِلَ يَوْمَ الْعِيدِ قَوْسًا فَخَطَبَ
عَلَيْهِ
Berkata
kepada kami Al Hasan bin Ali, berkata kepada kami Abdurrazzaq, mengabarkan
kepada kami Ibnu ‘Uyainah, dari Abu Janaab, dari Yazid bin Al
Bara’, dari ayahnya (Al Bara bin ‘Azib), bahwasanya Nabi Shallallahu ‘Alaihi
wa Sallam diambilkan untuknya busur panah pada hari raya, lalu dia
berkhutbah sambil berpegangan dengannya. (HR. Abu Daud No. 1145)
عَنْ
شُعَيْبِ بْنِ زُرَيْقٍ الطَائِفِيِّ
قَالَ شَهِدْناَ فِيْهَا الجُمْعَةَ مَعَ رَسُوْلِ اللهِ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَامَ مُتَوَكِّئًا عَلَى عَصَا أَوْقَوْسٍ
Dari Syu'aib bin Zuraidj at-Tha'ifi ia berkata ''Kami menghadiri shalat jum'at pada suatu tempat bersama Rasulullah SAW. Maka Beliau berdiri berpegangan pada sebuah tongkat atau busur". (Sunan Abi Dawud hal. 824).
As Shan’ani mengomentari hadits terserbut bahwa hadits itu menjelaskan tentang “sunnahnya khatib memegang pedang atan semacamnya pada waktu menyampaikan khutbahnya”. (Subululus Salam, juz II, hal 59)
Komentar Para
Ulama
Berikut, perkataan
para ulama tentang berkhutbah sambil bersandar dengan tongkat atau lainnya :
Imam Asy Syafi’i Radhiallahu
‘Anhu berkata:
قَالَ
الشَّافِعِيُّ رَحِمَهُ اللهُ
تَعَالَى) بَلَغَنَا أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا خَطَبَ اِعْتَمَدَ عَلَى عَصَى. وَقَدْ قِيْلَ خَطَبَ
مُعْتَمِدًا عَلَى عُنْزَةٍ وَعَلَى قَوْسٍ وَكُلُّ ذَالِكَ اِعْتِمَادًا.
أَخْبَرَنَا الرَّبِيْعُ قَالَ أَخْبَرَنَا الشَّافِعِيُّ قَالَ أَخْبَرَناَ
إِبْرَاهِيْمُ عَنْ لَيْثٍ عَنْ عَطَاءٍ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا خَطَبَ يَعْتَمِدُ عَلَى عُنْزَتِهِ
اِعْتِمَادًا
Imam Syafi'i RA berkata: Telah sampai kepada kami (berita) bahwa ketika Rasulullah saw berkhuthbah, beliau berpegang pada tongkat. Ada yang mengatakan, beliau berkhutbah dengan memegang tongkat pendek dan anak panah. Semua benda-benda itu dijadikan tempat bertumpu (pegangan). Ar-Rabi' mengabarkan dari Imam Syafi'i dari Ibrahim, dari Laits dari 'Atha', bahwa Rasulullah SAW jika berkhutbah memegang tongkat pendeknya untuk dijadikan pegangan". (al-Umm, juz I, hal 272)
وَأُحِبُّ لِكُلِّ من خَطَبَ أَيَّ خُطْبَةٍ كانت أَنْ يَعْتَمِدَ
على شَيْءٍ وَإِنْ تَرَكَ الِاعْتِمَادَ أَحْبَبْتُ له أَنْ يُسْكِنَ يَدَيْهِ
وَجَمِيعَ بَدَنِهِ وَلَا يَعْبَثُ بِيَدَيْهِ
...
Saya suka bagi
setiap khatib yang berkhutbah agar dia menyandarkan dirinya pada sesuatu, kalau
pun dia tidak bersandar hendaknya dia menenangkan kedua tangannya dan semua
anggota badannya .. (Al Umm, 1/238)
Imam Malik Radhiallahu
‘Anhu berkata:
وَذَلِكَ مِمَّا يُسْتَحَبُّ لِلأْئِمَّةِ أَصْحَابِ الْمَنَابِرِ
أَنْ يَخْطُبُوا يَوْمَ الْجُمُعَةِ وَمَعَهُمُ الْعَصَا ، يَتَوَكَّئُونَ
عَلَيْهَا فِي قِيَامِهِمْ ، وَهُوَ الَّذِي رَأَيْنَا وَسَمِعْنَا
Demikian
itu merupakan di antara hal yang disunahkan bagi para imam yang berada di
mimbar bahwa jika mereka berkhutbah Jumat hendaknya mereka memegang tongkat dan
bersandar kepadanya pada saat mereka berdiri, itulah yang kami lihat dan kami
dengar. (Jawahir Iklil, 1/97, Hasyiah Ad Dasuqi, 1/382-383, Al
Mudawanah Al Kubra, 1/151, Raudhatuth Thalibin, 2/32, Hasyiah Al
Qalyubi, 1/282, Kasysyaaf Al Qina’, 2/36, Al Inshaf, 2/397,
Al Mughni, 2/309)
Hikmah
dianjurkannya memegang tongkat adalah untuk mengikat hati (agar lebih
konsentrasi) dan agar tidak mempermainkan tangannya. Demikian dalam kitab Subulus
Salam, juz II, hal 59).
Wallahu a’lam .......
===
Dari berbagai sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar