Membongkar (Bid'ah) Shalawat kepada Nabi Muhammad SAW
=============================================
oleh Nawawi Hakimis pada 03 September 2010 jam 10:43
إن الله وملئكته يصلون على النبي،ياأيها الذين آمنوا صلوا عليه وسلموا تسليما
Inti ayat itu kita sdh maklumi bersama yaitu bermuara pd shalawat dan salam kpd sang pembawa salam ,sayyidina wa maulana Muhammad SAW. Yg sgt menarik adalah ketika Allah memamerkan shalawat yg tanpa batas kpd beliau, Dalam kitab Al Qur'an Allah menuturkan dan mengatur nya sedemikian rupa dalam satu ayat yg terdiri dari kosa kata yg keseluruhannya terpancar cahaya yg mengagumkan dan menyilaukan mata hati setiap mrk yg mabuk cinta kpd sang pembawa RAHMAT.
Perhatikanlah setiap kosa kata dlm ayat itu,semuanya adalah cahaya! Ini adalah isyarat yg sgt jelas yg bisa ditangkap oleh para Auwliya' bhw barang siapa yg ingin segera mendapatkan cahaya Ilahai yg dititipkan pd Nur Muhammad,maka hendaklah Ia menyibukkan diri dg bershalawat kpd Nya. Oleh sebab itu lah seluruh thareqah yg mu'tabarah seluruhnya dihiasi dg shalawat kpd Nya.
Pembuktian:
إن الله Allah adalah Nur/cahaya=sumber Nur/cahaya
وملئكته Para Malaekat adalah Nur/cahaya. Isim dhamir yg menempel pd kalimat Malaekat, kembali ke Lafzhul jalalah juga adalah Nur/carahaya.
يصلون Shalawat itu juga adalah Nur/cahaya Huruf waw lil jamaah mudzakkar kembali kpd para malaekat juga adalah Nur/cahaya. Disini Allah membawakannya dg redaksi Fi'il yg maknanya Lil hudust wa attajaddud:artinya tanpa dibatasi ruang dan waktu, begitulah guyuran shalawat kpd Nabi pembawa Rahmat itu!
على النبي Sudah maklum Nabi adalah Nur/cahaya. Disini Allah tdk mengatakan على الرسول Padahal Rasul itu lebih mulya dari pd Nabi.Tp disini Allah meradaksikan dg Nabi hanyalah utk mentaukid/menguatkan Fi'il tadi yg gunanya tanpa dibatasi ruang dan waktu tentang guyuran shalawat kpd sang pembawa rahmat! Karna sang pembawa rahmat itu menjadi Nabi jauh sebelum Adam AS menjadi Nabi. Dan kalau Allah meradaksikannya dg Rasul, maka akan disangka guyuran shalawat kpd beliau sgt terbatas yaitu ketika beliau sudah berusia 40 th.
Maka oleh sbb itulah pd maqam ini Allah meredaksikanya dg Nabi. Maka stlh hal itu sdh dipaparkaNya dan sdh kita fahami, maka Allah mengundang kita spy kita bisa beranjak menaiki maqam satu demi satu spt maqam para malaekat dg mengendarai bahtra shalawat ini melalui firmanNya:
يا أيها الذين أمنوا Telah kita maklumi juga bhw IMAN itu adalah Nur/cahaya
صلوا Shalawat adalah Nur/cahaya
عليه Atas Nabi: Nabi adalah Nur/cahaya
وسلموا Salam juga adalah Nur/cahaya
تسليما Cucilah zhahir dan bathin mu dg cahaya supaya engkau/jiwa dan ragamu adalah cahaya,
Yg bershalawat tnp sayyidina berarti cinta nya melalui nash yg tertera! Yg slalu memakai sayyidina berarti cintanya melalui adab dan rasa hormat! Walaupun kita sama2 sdh memaklumi qa'idah: Kadang kala adab lebih diutamakan dari yg lain!
Tanpa sayyidina...? referensi :tolong dilihat juga
1. Al-Muwatta'/ 459,
2. sahih Ibnu Hibban/ 1958,
3. sahih dan juga An-Nasa'iy/ 1288,
4. sahih, An-Nasa'iy/ 1290,
5. sahih,Ibnu Hibban/ 1957,
6. sahih. [Muslim/ 405],
7. [Al-Muwatta'/ 459, sahih],
8. [An-Nasa'iy/ 1285, sahih],
9. [Ibnu Hibban/ 1965, sahih]
10. [Al-Bukhariy/ 3190]
Wallahu a'lam bisshawab! tolong dikoreksi dan diperbaiki....
oleh Nawawi Hakimis pada 03 September 2010 jam 10:43
إن الله وملئكته يصلون على النبي،ياأيها الذين آمنوا صلوا عليه وسلموا تسليما
Inti ayat itu kita sdh maklumi bersama yaitu bermuara pd shalawat dan salam kpd sang pembawa salam ,sayyidina wa maulana Muhammad SAW. Yg sgt menarik adalah ketika Allah memamerkan shalawat yg tanpa batas kpd beliau, Dalam kitab Al Qur'an Allah menuturkan dan mengatur nya sedemikian rupa dalam satu ayat yg terdiri dari kosa kata yg keseluruhannya terpancar cahaya yg mengagumkan dan menyilaukan mata hati setiap mrk yg mabuk cinta kpd sang pembawa RAHMAT.
Perhatikanlah setiap kosa kata dlm ayat itu,semuanya adalah cahaya! Ini adalah isyarat yg sgt jelas yg bisa ditangkap oleh para Auwliya' bhw barang siapa yg ingin segera mendapatkan cahaya Ilahai yg dititipkan pd Nur Muhammad,maka hendaklah Ia menyibukkan diri dg bershalawat kpd Nya. Oleh sebab itu lah seluruh thareqah yg mu'tabarah seluruhnya dihiasi dg shalawat kpd Nya.
Pembuktian:
إن الله Allah adalah Nur/cahaya=sumber Nur/cahaya
وملئكته Para Malaekat adalah Nur/cahaya. Isim dhamir yg menempel pd kalimat Malaekat, kembali ke Lafzhul jalalah juga adalah Nur/carahaya.
يصلون Shalawat itu juga adalah Nur/cahaya Huruf waw lil jamaah mudzakkar kembali kpd para malaekat juga adalah Nur/cahaya. Disini Allah membawakannya dg redaksi Fi'il yg maknanya Lil hudust wa attajaddud:artinya tanpa dibatasi ruang dan waktu, begitulah guyuran shalawat kpd Nabi pembawa Rahmat itu!
على النبي Sudah maklum Nabi adalah Nur/cahaya. Disini Allah tdk mengatakan على الرسول Padahal Rasul itu lebih mulya dari pd Nabi.Tp disini Allah meradaksikan dg Nabi hanyalah utk mentaukid/menguatkan Fi'il tadi yg gunanya tanpa dibatasi ruang dan waktu tentang guyuran shalawat kpd sang pembawa rahmat! Karna sang pembawa rahmat itu menjadi Nabi jauh sebelum Adam AS menjadi Nabi. Dan kalau Allah meradaksikannya dg Rasul, maka akan disangka guyuran shalawat kpd beliau sgt terbatas yaitu ketika beliau sudah berusia 40 th.
Maka oleh sbb itulah pd maqam ini Allah meredaksikanya dg Nabi. Maka stlh hal itu sdh dipaparkaNya dan sdh kita fahami, maka Allah mengundang kita spy kita bisa beranjak menaiki maqam satu demi satu spt maqam para malaekat dg mengendarai bahtra shalawat ini melalui firmanNya:
يا أيها الذين أمنوا Telah kita maklumi juga bhw IMAN itu adalah Nur/cahaya
صلوا Shalawat adalah Nur/cahaya
عليه Atas Nabi: Nabi adalah Nur/cahaya
وسلموا Salam juga adalah Nur/cahaya
تسليما Cucilah zhahir dan bathin mu dg cahaya supaya engkau/jiwa dan ragamu adalah cahaya,
Yg bershalawat tnp sayyidina berarti cinta nya melalui nash yg tertera! Yg slalu memakai sayyidina berarti cintanya melalui adab dan rasa hormat! Walaupun kita sama2 sdh memaklumi qa'idah: Kadang kala adab lebih diutamakan dari yg lain!
Tanpa sayyidina...? referensi :tolong dilihat juga
1. Al-Muwatta'/ 459,
2. sahih Ibnu Hibban/ 1958,
3. sahih dan juga An-Nasa'iy/ 1288,
4. sahih, An-Nasa'iy/ 1290,
5. sahih,Ibnu Hibban/ 1957,
6. sahih. [Muslim/ 405],
7. [Al-Muwatta'/ 459, sahih],
8. [An-Nasa'iy/ 1285, sahih],
9. [Ibnu Hibban/ 1965, sahih]
10. [Al-Bukhariy/ 3190]
Wallahu a'lam bisshawab! tolong dikoreksi dan diperbaiki....