Konsep Tauhid Islam
Banyak orang yang mengaku beragama Islam, sedangkan status tersebut tergantung dg Tauhidnya. Apakah ia bertauhid dg benar? Sedangkan orang kafir jaman dahulu kala jg bertauhid kepada Allah. Oleh karena itu, mari kita telusuri bagaimanakah konsep tauhid islam yang benar...
Tauhid yang diperintahkan Islam ada dua, yaitu
1. I’tiqodi ‘ilmi (keyakinan ilmiyyah).
2. ‘Amali suluki (amal dan perilaku).
Dengan kata lain, dua tauhid yang tidak dapat dipisah-pisahkan, yaitu:
1. Tauhid fil ma’rifah wal itsbat wal i’tiqad (tauhid dalam pengetahuan, penetapan, dan keyakinan).
2. Tauhid fit-thalab wal qashdi wal iradah (tauhid dan mencari atau memohon, tujuan dan kehendak).
Iman seseorang tidak diterima di sisi Allah, selama belum menegakkan tauhid dalam:
1. Ilmu dan keyakinan; dengan beriman bahwa Allah Maha Esa, dalam Dzat, sifat, dan perbuatan- Nya, tidak ada sekutu bagi-Nya, tidak ada yang menyerupai-Nya, tidak beranak dan tidak diperanakkan.
2. Tujuan dan perbuatan; dengan mengesakan Allah rnelalui beribadah yang sempurna, ketaatan yang mutlak, merendahkan din kepada, kembali, pasrah dan tawakkal, takut, berharap kepada-Nya dan seterusnya.
Tauhid dengan arti yang pertama, tersurat dan tersirat di dalam surat:
1. Al-Ikhlash [112].
2. Awal surat Au Imran [3].
3. Awal surat Thaha [20].
4. Awal surat Alif Laam Mum Sajdah [32].
5. Awal surat al-Hadid [57].
6. Akhir surat al-Hasyr [59]. Dan lain-lain.
Tauhid dengan arti kedua, tersurat, tersirat dan diserukan oleh:
1. Surat al-Kafirun [109].
2. Beberapa ayat dan surat al-An’am [6].
3. Awal surat al-A’raf [7].
4. Akhir surat al-A’raf [7].
5. Awal surat Yunus [10].
6. Pertengahan surat Yunus [10].
7. Akhir surat Yunus [10].
8. Awal surat az-Zumar [39].
9. Akhir surat az-Zumar [39]. Dan lain-lain.
Bahkan Ibnul Qayyim berkata: “Setiap surat al-Qur’an memuat dua bentuk tauhid ini�?.
Banyak para penulis dahulu dan kini menamakan bentuk tauhid yang pertama dengan tauhid rububiyyah, dan yang kedua dengan tauhid ilahiyyah atau uluhiyyah.
1. Tauhid Rububiyyah
Artinya: Keyakinan bahwa Allah swt adalah Rabb seluruh langit dan bumi, Pencipta siapa dan apa saja yang ada di dalamnya, Pemilik segala perintah dan urusan di alam semesta, tidak ada sekutu bagi-Nya dalam kerajaan-Nya, tidak ada yang menolak ketetapan-Nya, Dia-lah satu-satunya Pencipta segala sesuatu, Pemberi rizki semua yang hidup, Pengatur segala urusan dan penntah, Dia-lah satu-satunya yang Merendahkan dan Meninggikan, Pemberi dan Penghambat, Yang Menimpakan Bahaya danYang Memberi Manfaat, Yang Memuliakan dan Yang Menghinakan, Siapa saja dan apa saja selain Dia tidak memiliki kemampuan memberi manfaat atau menimpakan bahaya, baik untuk diri sendiri atau untuk orang lain, kecuali dengan izin dan kehendak-Nya.
Bentuk tauhid semacam ini tidak ada yang mengingkari selain penganut faham materialis-Atheis yang mengingkari wujud Allah swt, seperti kaum Dahriyyun pada masa lalu dan Komunisme pada masa sekarang.
Termasuk pengikut faham materialis adalah penganut ajaran Dualisme, yaitu orang-orang yang meyakini bahwa alam memiliki dua tuhan, tuhan cahaya dan tuhan kegelapan.
Adapun umumnya orang-orang yang menyekutu- kan Allah (musyrikin), seperti bangsa Arab, mereka mengakui tauhid ini dan tidak mengingkarinya, sebagaimana diceritakan aI-Qur’an:
“Dan sesungguhnya jika kamu tan yakan kepada mereka: “Siapakah yang menjadikan langit dan bumi dan menundukkan matahari dan bulan. Tentu mereka akan menjawab: “Allah”. (QS. Al-Ankabut: 61)
“Dan sesungguhnya jika kamu menanyakan kepada mereka: “Siapakah yang menurunkan air dan langit, lalu menghidupkan dan air itu bumi sesudah matinya “. Tentu mereka akan menjawab: “Allah “ (QS. Al-Ankabut : 63)
“Katakanlah: “Kepunyaan siapakah bumi ini, dan semua yang ada padanya, jika kamu mengetahui? Mereka akan menjawab: “Kepunyaan Allah SWT’ Katakanlah: “Maka apakah kamu tidak ingat? Katakanlah: “Siapakah Yang Empunya langit yang tujuh dan Yang Empunya ‘Arsy yang besar? “. Mereka akan menjawab: “Kepunyaan Allah. Katakanlah “Maka apakah kamu tidak bertaqwa ? “. Katakanlah “Siapakah yang di tangan-Nya berada kekuasaan atas segala sesuatu sedang Dia melindungi, tetapi tidak ada yang dapat dilindungi dan (azab)-Nya, jika kami mengetahui? “. Mereka akan menjawab: “Kepunyai Allah. Katakanlah: “(kalau demikian), maka dari jalan manakah kamu ditipu?. (QS. Al-Mukminun: 84- 89)
Itulah jawaban orang-orang yang menyekutukan Allah. Jawaban mi menunjukkan bahwa mereka mengakui Rububiyyah Allah swt terhadap alam semesta, dan mengakui pengaturan-Nya atas urusan alam semesta. Sebagai konsekuensi dan implikasi dan pengakuan terhadap Rububiyyah Allah atas alam semesta, mestinya mereka hanya menyembah Allah dan tidak mempersekutukan sesuatupun dengan-Nya, akan tetapi mereka mengingkari bentuk lam dan tauhid ini, yaitu tauhid ilahiyyah atau uluhiyyah.
2. Tauhid Uluhiyyah
Artinya: Mengesakan Allah dalam beribadah, tunduk, dan taat secara mutlak. Tidak disembah (diibadati) kecuali Allah swt semata, tidak sesuatu pun di bumi atau di langit disekutukan dengan-Nya.
Tauhid tidak akan terealisir, kecuali dengan menggabungkan tauhid uluhiyyah kepada tauhid rububiyyah. Tauhid rubibiyyah saja tidak cukup, sebab:
1. Bangsa Arab yang musyrik telah mengakui tauhid rububiyyah, meskipun demikian, pengakuan mereka kepada tauhid rububiyyah ini tidak menjadikan mereka masuk Islam, sebab mereka menyekutukan bersama Allah sesuatu yang tidak memiliki kekuasaan apa-apa, mereka menjadikan bersama Allah tuhan-tuhan lain, mereka mengira bahwa tuhan-tuhan itu mendekatkan mereka kepada Allah, atau memberi syafa’at kepada mereka di sisi-Nya.
"Ingatlah, hanya kepunyaan Allah-lah
agama yang bersih (dari syirik). Dan
orang-orang yang mengambil pelindung
selain Allah (berkata): "Kami tidak
menyembah mereka melainkan supaya mereka
mendekatkan kami kepada Allah dengan
sedekat- dekatnya." Sesungguhnya Allah
akan memutuskan di antara mereka tentang
apa yang mereka berselisih padanya.
Sesungguhnya Allah tidak menunjuki
orang-orang yang pendusta dan sangat
ingkar."
Disebutkan oleh Allah dalam FirmanNya
pada ayat di atas bahwa orang2 kafir
jaman Jahilliyah tidak menyembah patung
berhala, memuja makam, dsb melainkan
hanya untuk mendekatkan diri mereka kpd
Allah SWT.
Coba deh liyat yang ini jg..
Dan mereka menyembah selain daripada
Allah apa yang tidak dapat mendatangkan
kemudharatan kepada mereka dan tidak
(pula) kemanfaatan, dan mereka berkata:
"Mereka itu adalah pemberi syafa'at
kepada kami di sisi Allah...."
(Yunus :18)
Dengan demikian tak cukup bagi kita Tauhid Rububiyyah saja, melainkan dengan Tauhid Uluhiyyahlah ke-ISLAM-an kita baru bener2 diakui...
2. Orang Nasrani tidak mengingkari bahwa Allah adalah Pencipta langit dan bumi, akan tetapi mereka menyekutukan Isa al-Masih dengan Allah swt mereka menjadikan tuhan lain selain Allah.
Al-Qur’an menilai semua itu sebagai kafir, yang diharamkan masuk surga, dan mereka kekal di neraka
Sejak zaman dahulu, manusia tersesat dan tauhid ini, sehingga mereka menyembah berbagai macam tuhan selain Allah:
1. Kaum Nuh ‘alaihis-salam menyembah: Wadd, Suwa, Yaghuts, Ya’uq, dan Nasr.
2. Kaum Ibrahim ‘alaihis-salam menyembah patung.
3. Mesir kuno menyembah anak sapi (‘ijil).
4. Bangsa India menyembah sapi.
5. Bangsa Saba’ menyembah matahari.
6. Ash-Shabiun menyembah bintang dan planet.
7. Majusi menyembah api.
8. Bangsa Arab menyembah berhala dan batu.
9. Nasrani menyembah isa al-Masih dan ibunya (Maryam), mereka juga menyembah para pendeta dan rahib selain Allah.
Semuanya adalah musyrik, sebab mereka tidak mengesakan Allah swt dalam beribadah. Tidak ada sesuatupun selain Allah yang berhak untuk diibadahi. Bila tauhid uluhiyyah pengertiannya adalah tauhidullah dalam beribadah, maka apakah ibadah itu?
dikutip dari :
http://ilmusyariah.blogspot.com/2008/02/konsep-tauhid-islam.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar